Laman

Sabtu, 28 Februari 2015

Mengenal Kuliner Bandung

1.      Kupat Tahu Gempol
Dari namanya, sudah dapat ditebak bahwa makanan yang satu ini dijual di Jalan Gempol. Yup, betul sekali! Kupat Tahu Gempol berlokasi di Pasar Gempol, Jln Gempol Kulon No. 53, Bandung. Lokasinya berada di antara Jalan Dago dan Jalan Banda. Kupat Tahu Gempol yang sudah berjualan sejak tahun 1975 ini juga membuka tiga cabang lainnya, yaitu di daerah Setiabudhi, Dago, dan Lapangan Gasibu. Bagi Klikers yang ingin menikmati kelezatan Kupat Tahu Gempol ini wajib bangun pagi karena mereka hanya berjualan dari pukul 05.30 – 10.00 pagi. Hmmm, nikmatnya kupat/lontong dengan tahu goreng dan tauge yang disiram dengan tauge! Ayo sarapan kupat tahu!
kupat tahu
Kupat Tahu Gempol
2.      Sop Kaki M. Syam, Banceuy
Siapa sangka di balik warung tenda sederhana di Jalan Banceuy itu dijual sop kaki yang tersohor karena kelezatannya? Sop Kaki Kambing H Syam ini menyediakan aneka pilihan menu seperti isian sop, daging, kaki, lidah, otak, jeroan, tulang rawan dari kambing. Kuah kaldunya itu mengandung berbagai rempah sehingga dapat menghangatkan tubuh penyantapnya. Harganya yang bersahabat dengan dompet juga membuat warung yang buka setiap hari pukul 17.30- 23.00 ini pun selalu laris pengunjung. Tapi bagi klikers yang tidak doyan atau menghindari daging kambing karena alasan kesehatan, sop kaki sapi dapat menjadi pilihan anda.
sop kaki
Sop Kaki M Syam
3.      Bubur Otong
Jika melewati jalan Jenderal Sudirman dekat daerah Pasar Andir, jangan lupa berhenti untuk mencicipi bubur ayam Pak Otong. Pak Otong adalah generasi kedua sejak ayahnya, Pak Handun, berjualan bubur ayam sejak tahun 1947. Rasa buburnya yang gurih dengan suwiran ayam besar-besar membuat Bubur Otong tak pernah sepi pengunjung walaupun harus diakui kadang sesekali akan timbul semilir bau pasar. Bubur ayam yang disajikan tanpa kerupuk ini dijual setiap hari mulai pukul 18.00 hingga 01.00 dini hari. Uniknya, bubur ayam Pak Otong ini disajikan tanpa kerupuk.
buryam
Bubur Otong
4.      Nasi Goreng Bistik Sapi AA
Berlokasi di Jalan Astana Anyar 264, Bandung, nasi bistik AA berjualan pukul 17.30 sampai tengah malam atau sampai habis. Tersedia berbagai macam menu seperti:Nasi Bistik, Nasi Cah Jamur, Nasi Puyunghai, Nasi Capcay, Nasi Kuluyuk, Nasi Goreng Bistik, Mie Goreng, Mie Kuah, Kwetiaw Goreng, dan Bihun Goreng. Namun menu andalannya tentu saja nasi goreng bistik, yaitu nasi goreng yang diberi daging ayam goreng tepung yang renyah, dipadukan dengan kentang goreng, wortel dan buncis.
bistik aa
Nasi Goreng Bistik Sapi AA

5.      Bebek Ali (Bebek Borromeus)
Kenikmatan dari bebek yang dijual di sebuah tenda di belokan seberang pintu selatan RS Borromeus (Tepatnya di Jalan Hasanuddin 8, Bandung) sudah dikenal seantero Bandung. Bebeknya empuk, lezat, dan juga tidak amis. Rasa sambalnya juga pas, nggak terlalu menggigit. Benar-benar bikin ketagihan, deh! Setiap harinya Bebek Borromeus ini mulai berjualan pukul 17.00 dan kadang pukul 19.00 pun stok bebeknya sudah habis.
bebek ali
Bebek Borromeus

6.      Gudeg Bu Ratna
Bagi para penikmat gudeg yogya, yaitu gudeg dengan ciri khas rasa manis yang dominan, Gudeg Bu Ratna bisa jadi salah satu pilihan menarik. Bagi saya, rasanya nggak kalah enak dari Gudeg Banda. Gudeg dari nangka muda yang lembut dan manis disantap bersama kerecek yang gurih dan sedikit pedas, tahu bacem atau tahu putih, telor, daging ayam kampung berpadu dengan kuah opor yang gurih. Wah, bisa tambah nasi panas dua porsi nih! Bisnis gudeg yang dimiliki oleh Ratnasari Anggoman ini dimulai sejak tahun 1992 dan kini telah memiliki 14 cabang. Salah satunya yaitu berlokasi di sebuah tenda sederhana di persimpangan jalan Pasirkaliki dan jalan Semar.
nasi gudeg bu ratna
nasi gudeg bu ratna
7.      Ayam Bakar Madu Warung 97 (Nasi Uduk Cinta)
Hahaha…. Nama tempatnya agak alay memang, namun kelezatan menunya tidak perlu diragukan. Di warung tenda yang berlokasi di Jalan Rajiman ini (seberang Tomodachi café), menu yang tersedia antara lain: ati ampela, sate usus, pecel lele, nasi uduk, dan tentu saja favoritnya adalah ayam bakar madu.  Porsi nasi uduknya besar dan mengenyangkan, dan kol gorengnya juga crispy. Manis madu yang berpadu dengan manisnya kecap pastinya membuat anda jatuh cinta dengan ayam bakar madu Warung 97 ini. Eitts! Jangan salah masuk tenda, ya karena tenda di sebelahnya pun sama-sama menjual nasi uduk.
nasi uduk cinta
Ayam Bakar Madu
8.      Batagor Hanjuang, Jalan Astina
Singkatan dari BAso TAhu GOReng, makanan yang satu ini adalah santapan khas Bandung banget. Klikers pasti sudah pernah mendengar tentang Batagor Riri atau Batagor Kingsley. Tapi kali ini saya mau merekomendasikan Batagor Hanjuang, yang dijual di sebuah gerobak persis di depan Rumah Makan Anugrah, di Jalan Astina (belakang Istana Plaza). Batagornya nggak terlalu berminyak, ikan tenggirinya cukup terasa dan bumbu kacangnya juga enak. Untuk khas kuliner kaki lima, Batagor Hanjuang ini TOP banget rasanya. (Kuliner kaki lima lho, ya! Jangan disamakan dengan Batagor Kingsley atau Riri :p)
batagor
Batagor Hanjuang
9.      Soto Sulung Cilaki
Buat yang suka soto sulung, boleh coba yang dijual di sebuah warung tenda di Jalan Cilaki. Nikmatnya soto dengan daging dan jeroan dengan paduan kuah kuningnya yang kental dan gurih. Bisa juga memakai tambahan telur rebus. Bagi para pencinta pedas, jangan lupa bubuhkan sambal. Muantaap!
soto sulung
Soto Sulung CIlaki
10.     Bakso Malang Cipaganti
Bakso… bakso… yuk kita nge-bakso! Setiap pencinta bakso wajib mencoba Bakso Malang Cipaganti. Usaha ini dimulai oleh H. Muhammad Syahroni di Malang tahun 1978 lalu dilanjutkan oleh anaknya, Rony Yulianto. Awalnya bahkan bakso malang cipaganti ini dijual berkeliling. Setelah dua tahun berjualan berkeliling ia lalu membuka dua warung di perempatan Pasteur dan Jalan Cipaganti (sebelah Masjid Raya Cipaganti), dan hingga kini gerainya semakin bertambah. Rahasia baksonya yang empuk dan lezat adalah karena Rony lebih banyak menggunakan daging dibandingkan kanji. Baksonya juga sehat karena tidak menggunakan bahan kimia. Untuk dagingnya menggunakan daging bagian paha tanpa lemak, sedangkan untuk bakso urat dicampur dengan daging bagian iga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar